Senin, 06 Februari 2012

Senyumnya Manna’?!.

Ketika kamu-kamu mendengar kata-kata yang satu ini, apaan tuh? Iya betul sekali.. kata “Senyum”, pastinya sih secara jujur nih kamu-kamu tuh pengen banget mempraktekkannya gitu, lakin/but.. gimana sih caranya senyum yang Emang bener sih… senyum itu bisa dikatakan aneh tapi nyata. Limadza (why)? Bayangin aja..!! kamu-kamu pastinya tahu khan, kalo toh setiap orang tuh punya yang namanya bibir, sekali lagi bi-bir. Namun ternyata, nggak semua orang tuh bisa atau pandai tersenyum lho. Betul.. betul.. betul... Thayyib (oke deh)! Jadi ceritanya kamu-kamu pengen tahu nih gimana caranya sih senyum yang baik dan apa ada keuntungannya? Gini sobat (baca baek-baek yaa), eh..., namun sebelumnya coba dong senyum dulu, dikit aja (nah gitu dong, syukron). Yang jelas kalo senyum tuh bentuk sedekah yang paling mudah lho, terutama kalo senyum itu dilontarkan sama saudara-saudara satu aqidah. Tahu nggak, bahwa Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam itu pernah bersabda: “Senyummu untuk saudaramu adalah shadaqah, kebajikan” (HR. Imam Ahmad). Namun kamu-kamu juga perlu memahami gitu, senyum yang gimana sih sebenarnya yang merupakan shadaqah atau kebajikan yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam dalam hadits tadi. Emangnya senyum itu ada berapa sih?? Bukan masalah senyum itu ada berapa, cuman ya kalo kamu-kamu perhatiin dalam keseharian orang-orang yang selalu menghiasi wajahnya dengan senyuman, tampak sekali makna senyuman yang sangat berbeda-beda, maksudnya senyuman tersebut sepertinya punya makna atau sifat sendiri-sendiri. Ada yang seperti bersifat sinis yang konsekwensinya menjadi orang terasa teriris hatinya, ada juga senyuman yang sifatnya menggoda, yaitu senyuman yang membuat orang yang melihatnya bisa terjerumus ke lembah maksiat. Nah, senyuman model ini nih biasanya disunggingkan oleh beberapa laki-laki dan perempuan nakal alias syirrir dalam merayu atau menggoda orang lain. Kadang mungkin kamu-kamu juga melihat ada sebuah tabassum (senyuman) yang membuat hati kamu bergetar ketika melihatnya, yaitu “senyum ketabahan”. Terkadang juga kamu-kamu jumpai senyuman orang yang tengah mengalami atau dilanda bencana berupa kepahitan hidup, dan senyum model ini biasa disebut “senyum ketegaran”. Makna/sifat senyum yang tersebut di atas bukanlah senyum seperti yang telah disabdakan oleh Rasullullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam dalam hadits tersebut, (jadi senyum yang gimana dong?!). Senyum yang dimaksud adalah senyum yang tulus dan ikhlas. Gimana tuh senyum yang tulus? Senyum yang tulus yaitu senyuman yang lahir dari lubuk hati yang paling dalam, yang lahir dari kerinduan untuk membahagiakan orang lain, yang lahir dari kerinduan menghormati dan memuliakan orang lain, senyuman yang dapat menghibur, mencairkan suasana, menghilangkan ketegangan, menenangkan keresahan dan meredakan amarah, juga senyuman yang mencerminkan rasa ukhuwah dan persahabatan. Orang yang memperindah serta menghiasi wajahnya dengan senyuman yang tulus/ikhlas, maka dzahir wajahnya akan terlihat manis, berseri-seri dan mesra ni yee. (betul nih… nggak percaya, coba aja sendiri!!). Senyuman model ini (senyuman tulus dan ikhlas) telah dipraktekkan oleh Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam dihadapan sahabat-sahabatnya, beliau Shallallahu ’Alaihi Wasalam dimata para sahabatnya selalu hadir dalam wajah yang murah senyum, wajah yang cerah dan wajah yang indah, sehingga Abdullah bin Harits bin Jaz-in Radiyallahu ’Anhu, mensifati Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasalam sebagai orang yang paling sering tersenyum (murah senyum). Sebagaimana yang tertera dalam sebuah hadits yang artinya: “Dari Abdullah bin Harits bin Jaz-in Radiyallahu ’Anhu berkata: tidak pernah aku melihat se-orang pun yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan dishahih-kan oleh Al-Albani). Dan dalam hadits yang lain disebutkan yang artinya: “Tidaklah Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam tertawa kecuali senyum”. (HR. At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dalam hadits di atas jelas sekali bahwa Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam adalah orang yang sering tersenyum kepada umat yang tiada taranya, segala tingkah laku beliau, tindak tanduk beliau, membiasakan pesona yang tembus ribuan kilometer, ribuan tahun, sampai hari kiamat kelak. Sekarang kamu-kamu sudah pada tahu khan, ternyata senyum memiliki makna/ dampak yang berbeda-beda. Jadi jangan sampai senyuman kamu-kamu mubadzir dan menghanyutkan orang. Nah, sebelum masuk pada penjelasan tentang keuntungan/manfaat daripada senyuman itu sendiri, maka kembali nih mengajak kamu-kamu untuk mencoba mempraktekkan senyuman yang tulus/ikhlas sedikit aja sesuai dengan cara-cara yang sudah dijelaskan tadi.. (nah gitu dong!). Sebenarnya sih keuntungan dari senyuman itu kalo mau dikaji dan perhatikan ternyata cukup banyak yang akan kamu-kamu rasakan, baik hubungannya dengan orang lain lahir-batin, juga dengan Allah Ta’ala yang menjadi multi manfaat, diantaranya nih: 1. Dilihat dari segi penampilan, senyum bisa menambah daya tarik, walaupun ia seorang nenek-nenek misalnya yang sudah keriput dimakan usia lagi ompong, namun kalo lagi tersenyum dengan tulus, pasti tampil beda. Ada nuansa tersendiri, lebih manis kesannya, lebih menawan dan lebih mengejutkan gitu. 2. Dilihat dari segi kesehatan, jelas aja orang yang murah senyum insya Allah akan terjauhkan dari penyakit yang namanya stress, jantungnya akan berdetak normal, peredaran darahnya akan mengalir dengan baik. Pendek kata, orang yang terbiasa tersenyum akan terhindar dari aneka macam penyakit ketegangan, sebab senyum itu akan terus memotivasi hati agar senantiasa bisa cerah ceria bak mentari pagi menyinari bumi, pokoknya indah banget deh! Dan katanya, selain menyehatkan serta menguatkan tubuh, juga akan membuat kamu-kamu awet muda lho. Menurut seorang dokter, tersenyum itu ternyata akan mengendorkan 17 (sab’ata ‘asyr) otot wajah, sedangkan bila kamu-kamu cemberut, akan tertarik kurang lebih 32 (itsnaani wa tsalatsun) otot wajah. Nah! Makanya orang yang sering tersenyum nggak terlihat cepet bermutu (bermuka tua maksudnya, hi hi hi). 3. Dilihat dari segi hubungan sosial, bagi yang ahli senyum pergaulannya terasa menyenangkan, Melihat ahli senyum saja hati kamu-kamu pastinya sudah bisa menjadi segar, keakrabannya sangat hangat. Disamping itu juga dengan senyuman dapat meluluhkan emosi orang yang marah. Idzan (jadi), Bila ada yang marah, maka hadapilah, perangilah, gempurlah dengan senyuman yang bening lagi tulus. So pasti dengan senyuman bakal mampu meredam emosi orang yang lagi marah. Now!!! Cobalah hiasi wajah kamu-kamu dengan senyuman yang tulus tiap ada kesempatan, eh…. tapi ingat lho! Kalo kamu-kamu kepengen tersenyum harus bisa membaca situasi dan kondisi, jangan sampai kamu-kamu dijuluki si majnun alias sgm (sinting, gila, miring) gara-gara senyum-senyum sendiri di jalanan. Ingat... Ingat..! Jangan sampai kamu-kamu jadi orang yang berat senyum yang menjadi wajah kelihatan angker hiih syereem, selalu cemberut terlihat sinis, ketus dan sebagainya, yang membuat orang yang berada di sekeliling kamu merasa nggak nyaman, akhirnya akan pergi menjauh sejauh-jauhnya dari kamu. Untuk itu, ada pesan nih buat kamu-kamu agar jangan anggep remeh suatu perbuatan yang baik walaupun itu toh sedikit, seperti halnya senyum ini. Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam bersabda yang artinya : “Jangan sekali-kali meremehkan sedikitpun perbuatan baik, sekalipun (itu enteng) yaitu bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri” (HR. Muslim). Syukron dan thank’s yaa….. Senyumnya Manna’?!. Oleh : Abu Rifqie

0 komentar:

Posting Komentar